KONSEP RISIKO
DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Risiko
(risk) dan Kontrol (control) berkaitan dengan exposures. Kata exposures itu
sendiri menurut The English Oxford Dictionary adalah berasal dari kata expose
yang berarti uncover make visible atau leave unprotected. Sedangkan kata risiko
(risk) is the probability of occurance.
Controls are need to reduce exposures. Risiko yang dihadapi pada system berbasis teknologi informasi lebih rumit dan perlu didesain dengan metoda yang berbeda disbanding system secara manual. Dibidang teknologi, salah satu perkembangan terpenting dari tonggak sejarah perkembangan teknologi informasi adalah ide Van Neuman tentang konsep programmable yang diterapkan pada system kerja komputer. Pemakaian komputer yang pertama untuk kegiatan pengolahan data sensus penduduk di Amerika Serikat adalah merupakan salah satu lembaran baru aplikasi teknologi informasi. Pada decade 1970-an, tiga pemuda Steve Job, Steve Wozniak, dan Bill Gates adalah orang – orang yang mempunyai sumbangan sangat besar dalam memasyarakatkan komputer sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini.
Controls are need to reduce exposures. Risiko yang dihadapi pada system berbasis teknologi informasi lebih rumit dan perlu didesain dengan metoda yang berbeda disbanding system secara manual. Dibidang teknologi, salah satu perkembangan terpenting dari tonggak sejarah perkembangan teknologi informasi adalah ide Van Neuman tentang konsep programmable yang diterapkan pada system kerja komputer. Pemakaian komputer yang pertama untuk kegiatan pengolahan data sensus penduduk di Amerika Serikat adalah merupakan salah satu lembaran baru aplikasi teknologi informasi. Pada decade 1970-an, tiga pemuda Steve Job, Steve Wozniak, dan Bill Gates adalah orang – orang yang mempunyai sumbangan sangat besar dalam memasyarakatkan komputer sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini.
Any
object termasuk kita, menghadapi exposures dalam hidup ini. Dalam keidupan
sehari – hari kita menghadapi exposures tersebut, misalnya : kehilangan
sesuatu, terlalu boros, kecelakaan, bahkan salah memutuskan arah yang kita
tuju. Bagaimana kita menghindari exposures tersebut ? Bagi perusahaan, exposures yang dihadapi
misalnya adalah terjadinya kelalaian (kesalahan) atau kecurangan
(penyalahgunaan), kesalahan pencatatan/pelaporan keuangan, kehilangan asset
perusahaan, piutang tak tertagih, pengeluaran yang melebihi seharusnya, kinerja
perusahaan dibawah standar, dan sebagainya. Bagaimana perusahaan menghidari
atau minimal mengurangi exposures ? dengan system pengendalian intern (internal
control system).
Berbagai
bentuk exposures yang terjadi (common exposures) bagi suatu perusahaan antara
lain adalah sebagai berikut :
-
Kesalahan pencatatan atau pelaporan
keuangan yang diakibatkan oleh system akuntansi yang tidak memadai atau tidak
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, karena adanya kesalahan nilai
transaksi , kesalahan klasifikasi, kesalahan waktu pembebanan, dan sebagainya.
Sebagai contoh, pembayaran sewa kantor selama 20 bulan, tentunya yang akan
menjadi biaya ialah sewa selama 12 bulan. Selebihnya, sewa 8 bulan adalah
merupakan uang-muka. Kesalahan pembebanan 20 bulan sewa kantor sebagai biaya
akan mengakibatkan laba berkurang 8 bulan sewa. Selain karena system informasi
akuntansinya, kesalahan juga bisa terjadi karena personil yang
mengoperasikannya.
-
Biaya yang tidak seharusnya,
misalnya pembelian bahan baku yang terlalu mahal, manajemen persediaan yang
tidak pas, tenaga kerja yang kurang produktif atau kinerja tidak efisien, biaya
promosi berlebihan, bahkan mungkin terjadi penalty atau denda akibat suatu
kelalaian.
-
Pendapatan usaha yang kurang maksimal,
misalnya dapat terjadi karena besarnya piutang tak tertagih, terjadi banyak
penjualan yang diretur, kesalahan penagihan, atau biaya pengangkutan/asuransi
yang tidak tepat.
-
Terjadinya kerusakan atau kehilangan aset, baik yang terjadi karena
kerusakan, kehilangan atau karena bencana alam.
-
Terjadinya kecurangan keuangan atau
penyalahgunaan/penggelapan/pencurian asset oleh karyawan perusahaan tersebut.
-
Tidak dipatuhinya prosedur atau
kebijakan tertentu
-
Kurang disiplinnya pegawai atau
kinerja pegawai rendah.
-
Terjadinya pencurian harta
perusahaan atau akses oleh orang luar.
-
Kondisi persaingan yang tidak
menguntungkan.
Untuk
menghindari atau minimal mengurangi kemungkinan kerugian akibat terjadinya hal
– hal di atas perusahaan perlu melakukan pengawasan. Dalam teori manajemen,
kita mengetahui bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi yang perlu
dilaksanakan didalam pengelolaan suatu organisasi. Diluar faktor-faktor
ekstern, seandainya tiap orang itu akan selalu kompeten dan sepenuhnya jujur
(competent and totally honest) para pemilik perusahaan boleh mempercayakan
usahanya kepada para direktur, direktur mendelegasikan wewenangnya kepada para
manajer, dan para pegawai bawahannya pasti menyelesaikan pekerjaannya sesuai
keinginan pimpinan (done thrue the other people), semuanya akan beres.
Kenyataannya kan tidak demikian. Agar segala sesuatu berjalan sesuai yang
seharusnya, maka perlu ada pengawasan. Salah satu bentuk/cara pengawasan ialah
yang disebut system pengendalian intern (internal control system) yang melekat
pada system dan prosedur organisasi tersebut.
Jenis – jenis Risiko
1. Risiko Bisnis (Bussiness Risks)
Risiko
bisnis adalah risiko yang dapat disebabkan oleh faktor – faktor intern maupun
ekstern yang berakibat kemungkinan tidak tercapainya tujuan organisasi
(business goals objectives). Risiko ekstern (risk from external) environment)
ialah misalnya antara lain perubahan kondisi perekonomian tingkat kurs yang
berubah mendadak, dan munculnya pesaing baru yang mempunyai potensi bersaing
tinggi . sedangkan risiko yang berasal dari internal misalnya antara lain
permasalahan kepegawaian, risiko-risiko yang berkaitan dengan peralatan atau
mesin, risiko keputusan yang tidak tepat, dan kecurangan manajemen (manajement
Fraud).
2. Risiko Bawaan (Inherent Risks)
Risiko
bawaan ialah potensi kesalahan atau penyalahgunaan yang melekat pada suatu
kegiatan, jika tidak ada pengendalian intern. Misalnmya kegiatan kampus,
apabila tidak ada absensi/daftar kehadiran kuliah akan banyak mahasiswa yang
cenderung tidak disiplin hadir mengikuti kuliah.
3. Risiko Pengendalian ( Control Risks)
Dalam
suatu organisasi yang baik seharusnya sudah ada risks assessment, dan dirancang
pengendalian intern secara optimal terhadap setiap potensi risiko. Risiko
pengendalian ialah masih adanya risiko meskipun sudah ada pengendalian.
4. Risiko Deteksi (Detection Risks)
Risiko
deteksi adalah risiko yang terjadi karena prosedur audit yang dilakukan mungkin
tidak dapat mendeteksi adanya error yang cukup materialitas atau adanya
kemungkinan fraud. Risiko deteksi mungkin dapat terjadi karena auditor ternyata
dalam prosedur auditnya tidak dapat mendeteksi terjadinya existing control
failures (system pengendalian intern yang ada ternyata tidak berjalan baik).
5. Audit (Audit Risks)
Risiko
audit sebenarnya adalah kombinasi dari inherent risks, control risks, dan
detection risks. Risiko audit adalah risiko bahwa hasil pemeriksaan auditornya
ternyata belum dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Audit
risiko merupakan risiko kemungkinan auditor ekstern memberikan opini yang salah
terhadap fairness laporan keuangan auditee, atau temuan dan rekomendasi yang
salah pada laporan hasil pemeriksaan auditor intern. Risiko ini sangat
berbahaya karena auditor sudah memberikan opini atau rekomendasi bahwa “Things
are okay and fine, but they are not”.
Mengenai
jenis – jenis risiko, dalam bukunya yang berjudul Accounting Information
System, F.L. Jones dan D.V. Rama (2003,p127-134) tidak membahas masalah
business risk, tetapi menyebut risiko – pelaksanaan (execution risks) yang
mungkin lebih sempit ruang lingkupnya. Jones dan Rama berpendapat risiko pada
hakekatnya dapat dikelompokkan kedalam 4 jenis risiko, yaitu execution risks,
information risks, asset protection risks, dan performance risks.
1. Execution risk
Execution
risk adalah risiko yang berkaitan dengan tidak tercapainya sesuatu yang
seharusnya dilaksanakan. Contoh risiko yang bersifat kegagalan dalam melakukan
kegiatan yang seharusnya dilaksanakan dengan baik ialah keliru didalam mengirim
barang ke pelanggan (salah mengirim jenis barang, atau salah jenis kualitas
yang dipesan, atau barang dikirim ke pelanggan yang salah).
2. Information risk
Risiko
informasi yang dimaksud oleh Jones dan Rama ini ialah risiko yang berkaitan
dengan kemungkinan kesalahan atau penyalahgunaan data informasi. Risiko terjadi
waktu mencatat/entri data (recording risks) serta updating risks.
3. Asset protection risk
Risiko
yang berkaitan dengan save guarding assets ini ialah kerusakan, hilang, atau
asset tidak digunakan seperti yang seharusnya, maupun risiko yang dapat timbul
terhadap assets perusahaan akibat keputusan yang salah.
4. Performance risk
Risiko
kinerja ini adalah berkaitan dengan kinerja pegawai/ kinerja perusahaan yang
tidak dapat dilaksanakan sesuai tujuan/standar/ukuran yang ditetapkan. Pada
hakekatnya yang bertanggung jawab dan akan mempertanggung jawabkan pengelolaan
perusahaan kepada para share/stockholder dan stakeholder adalah para pengurus
perusahaan, yang menurut Undang-undang Perseroan Terbatas di Indonesia ialah
para anggota Dewan Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan
kegiatan sehari-hari, yang melakukan tugas operasional ialah para manajer
tingkat menengah, supervisor, staf dan pegawai pelaksana, yang melaksanakan
tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pimpinan. Jika mereka tidak melakukan
tugas sesuai dengan yang seharusnya, atau kalau kinerjanya tidak sesuai dengan
yang seharusnya. Hal ini merupakan risiko yang dipreventif, dideteksi, atau
dikoreksi/diperbaiki.
5. IT Security Risks
IT
Security risks berkaitan dengan data integrity dan akses. Data integrity ialah
keandalan dan konsistensi data di dalam system manajemen data organisasi akses
ke komputer atau data oleh pihak tidak berwenang perlu ditanggulangi karena
terkait dengan data integrity, privacy, dan seluruh keamanan system.
6. Continuity Risks
Continuity
Risks berkaitan dengan ketersediaan/stabilitas (availability), back-up site,
back-up file serta recovery pada system berbasis teknologi informasi. Back-up
site adalah cadangan system (mesin cadangan atau mungkin instalasi yang berbeda
lokasinya), sedangkan back-up file ialah cadangan file pada media off-line.
Recovery ialah system pengembalian status terakhir bila suatu proses mengalami
gangguan atau terhenti secara tidak normal.
KONTROL INTERNAL DAN PERKEMBANGANNYA
Dari
beberapa referensi yang kita pelajari kita dapat mengetahui bahwa sampai pada
awal abad 19 terminologi internal control system belum merupakan konsep yang
dipahami meluas. Mistilah sebelumnya
yang lebih dikenal adalah internal check, maksudnya ialah kegiatan klerikal
pemeriksaan akurasi (kecermatan) book keeping yang pada saat ini lazimnya
disebut verifikasi “independen” (pemeriksaan ulang secara independen, artinya
orang atau unit lain bukan yang mengerjakan pertama).
Istilah
internal control menjadi makin popular setelah disahkannya Foreign Corrupt
Practice Act of 1977 di USA yang mempengaruhi Security Exchange Act 1934 bahwa
perusahaan- perusahaan harus menyelenggarakan pembukuan secara lengkap dan aman
(terkontrol). Ada sanksi hokum bagi perusahaan yang tidak taat (comply). Pada
awalnya sebagai suatu topiks professional istilah control internal memang hanya
menyangkut bidang akuntansi, khususnya kecermatan pembukuan (book-keeping) yang
lebih bersifat control, terutama ditujukan untuk menghindari clerical error dan
kesalahan pencatatan. Dalam perkembangannya kemudian, istilah internal control
digunakan dalam pengertian yang lebih luas, yaitu sebagai mekanisme untuk
mendukung kebijakan perusahaan, pengamanan
asset perusahaan, pendukung mutu operasi dan sebagai persyaratan dicapainya
tujuan perusahaan. Sebagai pengganti istilah akuntansi untuk kegiatan yang
bersifat klerikal diatas, digunakan istilah internal check.
Internal
Control dibedakan dalam administrative controls dan accounting controls.
Administrative controls terutama berkaitan dengan rencana organisasi dan
prosedur yang bermuara pada keputusan-keputusan yang menyakngkut tanggung jawab
wewenang, dan otoritas manajemen yang akan menjadi dasar bagi control intern
dibidang accounting.
Pengendalian
administrative meliputi rencana organisasi dan prosedur yang terutama
menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan peraturan
pimpinan perusahaan, dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan
pembukuan (system akuntansi). Pengendalian administrative mencakup misalnya
analisa statistic, time & motion study, laporan kegiatan, program latihan
pegawai dan pengawasan mutu, serta kebijaksanaan akuntansi.
Accounting
controls berkaitan dengan rencana organisasi, prosedur, catatan, untuk menjamin
pengamanan harta, dapat diandalkannya laporan keuangan, dan adanya keyakinan
bahwa :
-
Setiap transaksi dilaksanakan sesuai
otorisasi yang berwenang.
-
Setiap transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, maupun dalam
rangka untuk akuntabilitas kepengurusan perusahaan.
-
Akses terhadap asset hanya sesuai
dengan otorisasi yang ada
-
Catatan tentang akuntabilitas asset
adalah sesuai dengan yang ada, dapat direkonsiliasikan dan telah dilakukan
tindakan yang perlu bila terjadi perbedaan karena interval waktu yang dapat
dijelaskan.
a. Pengendalian Administratif
Meliputi
struktur organisasi dan prosedur-prosedur dan catatan-catatn yang berkaitan
dengan proses pengambilan keputusan yang dengan pengesahan transaksi-transaksi
oleh manajemen.
b. Pengendalian Akuntansi
Meliputi
struktur organisasi, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan pengamanan aktiva dan dipercayainya catatan finansial, dan
konsekuensinya.
Sarbanes-Oxley Act 2002
Dalam
Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, governance; pengungkapan informasi
keuangan, informasi hasi yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat
dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite
audit independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut :
-
Menetapkan beberapa tanggungjawab
baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak manajemen.
-
Mendirikan The Public Company
Accounting Oversight Board, sebuah dewan independen dan bekerja full-time bagi
pelaku pasar modal
-
Penambahan tanggungjawab dan
anggaran SEC secara signifikan
-
Mengidentifikasi jasa “non-audit”
yang tidak boleh diberikan oleh KAP ke Klien.
-
Memperbesar hukuman bagi terjadinya
corporate fraud
-
Mensyaratkan adanya aturan mengenai
cara menghadapi conflicts interest
-
Menetapkan beberapa persyaratan
pelaporan yang baru.
Dampak Sox di Indonesia
Walaupun
di Amerika Serikat telah terbit UU Sarbaney-Oxley 2002 yang mendorong kearah
good corporate governance, tetapi di Indonesia masih sebatas wacana pembuatan
rancangan undang-undang akuntansi dipasar modal. Memang sudah ada beberapa
aturan yang selaras dengan semangat peningkatan mutu tata-kelola
organisasi/perusahaan yang baik, misalnya:
a. Dikeluarkannya
SK Menteri Keuangan RI No. 423/2003 tentang Jasa Akuntan, yaitu diatur mengenai
rotasi audit KAP. KAP boleh mengaudit sampai 5 tahun berturut-turut (dua Kali),
dan signing-partner maksimum tiga kali untuk kantor yang sama. Artinya harus
ganti partner.
b. Implikasi
kedua ialah bagi perusahaanyang berbeda di Indonesia dan Listed di USA
(misalnya PT.Telkom), assesmentnya harus sesuai Sox.
c. Untuk
listed company BAPEPAM sudah diminta opini atas internal control sebagai
laporan terpisah.
d. Keharusan
audit terhadap TI (IT Governance) yang lebih mendasar, bukan hanya bagian dari
pengujian pengendalian (test of controls) yang dilakukan untuk menentukan uji
substantive semata- mata.
e. Adanya
Komite Audit juga selaras dengan Sox.
Perkembangan Teknologi dan Dampaknya
Data
Data
ialah fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain yang mendukung suatu
pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan
kesimpulan dan penetapan keputusan.
Informasi
Informasi
adalah datya yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan
keinginan. Data merupakan bahan yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih mempunyai arti, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
data, sehingga bertambah kegunaannya dan dapat dipakai untuk suatu tujuan
tertentu atau untuk analisis dan pengambilan keputusan. Biasanya informasi
terdiri dari processed data, selected data, atau sorted data yaitu data yang
terpilih atau terpilih, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai
data, masalah, waktu dan fungsinya.
Sistem Pengolahan Data
Pengolahan
data ialah kegiatan, dengan menggunakan peralatan (mekanisme,elektronik)
ataupun hanya dengan tangan saja ( Manual), tujuannya untuk mengolah data
menjadi informasi. System pengolahan data terdiri dari masukan (input),
pengolahan (process), dan Keluaran (Output). Hubungan antara input proses dan
output dapat kita gambarkan dalam suatu diagram sebagai berikut :
Tujuan Pengolahan Data
Tujuan Pengolahan data adalah
menghasilkan informasi yang diperlukan. Manfaat informasi yang terpenting
adalah untuk menambah pengetahuan tentang kondisi yang dihadapi, atau
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh si pemakai data tersebut. Dengan
adanya informasi ini, keputusan dapat diambil berdasarkan perhitungan yang
cermat, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan terlalu banyak
pilihan dapat dihindarkan.
Memang harus diakui, biaya untuk
menghasilkan informasi relative mahal. Biaya pengolahan data rata-rata dapat
mencapai 5 sampai 15% dari keseluruhan
biaya operasi organisasi. Dalam organisasi keuangan tertentu , biaya
pengolahan data ini bahkan dapat mencapai 50% dari keseluruhan biaya usaha.
Akan tetapi, dengan biaya seperti itu, kalau diperhitungkan secara keseluruhan
manfaatnya, maka masih tetap dapat disimpulkan bahwa pengolahan data perlu
dilakukan. Diharapkan dengan adanya pengolahan data tersebut maka :
a. Pelayanan
dapat lebih ditingkatkan
b. Penjadwalan
Kerja lebih baik
c. Mengurangi
Kemungkinan pemborosan biaya yang sebetulnya tak perlu terjadi
d. Perhitungan
penggunaan bahan mentah secara tepat dan efisien.
Tahap
– tahap Pengolahan Data
1. Pengisian data (data capturing)
2. Pemeriksaan data (verifying)
3. Pengelompokan data (Classifting)
4. Penyusunan atau Pemilahan (Sorting)
5. Penjumlahan (Summarizing)
6. Perhitungan (Calculating)
7. Penyimpanan Data (Storing)
8. Pengambilan Kembali (retrieving)
Perkembangan Sistem Pengolahan
a. Belum
ada system
Sekitar
tahun 2.600 sebelum Masehi, pedagang-pdagang bangsa babylonia mulai melakukan
pencatatan (recording) atas transaksi-transaksi perdagangan mereka dengan
butir-butir tanah liat, dan disimpan didalam suatu tabung (jar) yang pada
hakekatnya adalah merupakan bentuk dasar suatu system file.
b. Manual
System
Pencatatan
yang masih dilakukan secara sederhana dengan tangan tersebut berkembang menjadi
suatu system, tetapi belum berdasarkan suatu aturan sistematika tertentu (belum
terstruktur).
c. Manual
Plus Mechanichal System
Dengan
ditemukannya peralatan mekanis seperti mesin hitung, cash register dan
sebagainya, maka system pencatatannya dan pengolahan data tidak lagi sepenuhnya
dikerjakan secara manual, akan tetapi sudah dengan peralatan, disebut manual
plus mechanical system.
d. Unit
record equipment system
Pada
perkembangan lebih lanjut, diketemukan peralatan-peralatan baru seperti : punch
card machine, sorter machine, collator machine, dan alat –alat tabulasi maupun
peralatan lainnya.
e. Era
Komputerisasi
Electronic
Data Processing system (EDP) merupakan system pengolahan data secara elektronis
(computer). Bedanya dengan unit record system ialah computer terdiri dari
central processing unit yang melakukan koordinasi terhadap seluruh
pheriperalnyadan disamping itu computer
bekerja secara terprogram atau secara programmable.
f. Sistem
Informasi Berbasis Komputer
Sistem
informasi terdiri dari berbagai komponen sumber daya informasi yang
terintegrasi untuk menyajikan informasi guna mendukung operasi dan pengambilan
keputusan manajemen dalam sebuah organisasi.
Teknologi Informasi Masa Depan
Pada saat ini banyak yang
menganggap bahwa terminology atau istilah pengolahan data atau terkomputerisasi
sudah tidak sesuai lagi. Alasannya ialah karena tujuan komputerisasi pada saat
ini bukan hanya semata-mata untuk pengolahan data saja. Disamping itu keadaan
teknologi dan peralatan yang diguanakan pada saat ini bukan hanya computer,
melainkan sudah merupakan kombinasi dari berbagai peralatan : computer, alat
komunikasi, telex, faximile, robot, audio dan video, dan multi media, bahkan
peralatan mekanis. Peralatan-peralatan tersebut ada yang diproduksi dari hasil
teknologi elektronika, teknologi komunikasi, imaging technology, bahkan juga
dengan peralatan – peralatan mekanis lainnya.
Perkembangan Komputerisasi
1. Perkembangan Teknologi Komputer
Bentuk
fisik computer makin kecil, lebih canggih dan murah. Akibatnya makin banyak
pemakai computer, dan bila perlu tiap unit dapat mengadakan sendiri.
2. Sifat dukungan computer
Dukungan
computer dapat berupa suatu system yang bersifat :
o Back Office System
o Front Office System
o Komputerisasi dan berbagai teknologi
lain telah digunakan sebagai unsur system informasi, yang tidak hanya untuk
information atau transaction processing saja, melainkan juga untuk pekerjaan
klerikal/administrative, pengambilan keputusan, maupun untuk komunikasi.
3. Karakteristik Pemakai terhadap
komputerisasi
Ciri-
ciri umum pemakai computer (end-user) terhadap kegiatan komputerisasi pada
mulanya “menolak(resistance)”, kemudian mau menerima dan setelah
mengetahui dengan sungguh- sungguh
mengenai manfaat computer.
4. Pengembangan Profesi Komputer
Pada
mulanya computer sulit dioperasikan. Bekerja menggunakan computer , lebih-lebih
membuat program computer, adalah relative sangat sulit. Menjadi teknisi
computer sangat sulit dan dipersyaratkan lulus seleksi apritude test. Karena
masih sulitnya penggunaan computer, maka dalam rekruitmen dan pola karir system
analis/desainer system lazimnya dimulai dari sebagai programmer.
5. Sistem Pengolahan data decision
support system
Dampak Komputerisasi
Pada saat ini telah terjadi
perubahan-perubahan didalam komponen/sumber daya system informasi. Jika
penerapan computer sudah penuh dan cara manual sudah betul-betul ditinggalkan,
maka perlu perubahan-perubahan yang tyerjadi cukup drastic.
a. Perubahan struktur Organisasi
b. Resiko Sistem Berbasis Komputer
-
Penggunaan Teknologi secara tidak
layak
-
Kesalahan berantai atau
penanggulangan kesalahan secara cepat dan konsisten.
-
Logika pengolahan yang salah
-
Ketidakmampuan system analis dalam
menerjemahkan kebutuhan calon pemakai.
-
Konsentrasi data pada satu lokasi
atau satu orang.
-
Konsentrasi tanggung jawab pada
petugas teknis computer
-
Kerusakan system komunikasi dapat
melumpukan operasi perusahaan bila dari awal tidak dipersiapkan system
cadangan.
-
Data input tidak akurat, kurang
mutakhir, palsu, dan tidak segera dapat dideteksi atau dikoreksi seperti hanya
system tradisional.
-
Kemungkinan kerusakan
data/informasi.
-
Penyalahgunaan computer
DAMPAK Terhadap Sistem Akuntansi
Organisasi
Struktur
organisasi dan prosedur yang mengelola system berbasis computer mempunyai ciri
– ciri pemuatan fungsi dan pengetahuan tentang system. Dalam system berbasis
computer, personalia yang mengerjakan dan mengetahui informasi sangat sedikit
dan pemisahan tugas dan fungsi relative tidak ada. Tanpa adanya pengendalian
yang ketat, keadaan ini bisa berbahaya karena peluang untuk melakukan penyewaan
lebih terbuka.
Perubahan Sistem Penyimpanan Data
Dalam system berbasis computer juga
terjadi pemusatan program dan data. Transaksi file sering disatukan dalam satu
disket/disk dan di satu tempat. Tanpa adanya pengendalian yang ketat ,
kemungkinan penyalahgunaan wewenang, perubahan program dan data akan dapat
merugikan perusahaan. Pada system manual data dicatat dijurnal dan ledger(Buku
besar). Pada system computer, data disimpan defile dalam bentuk yang hanya
dapat dibaca oleh mesin seperti misalnya disk magnetic atau pita magnetic dan
tidak terbaca oleh mata manusia biasa.
Perubahan Proses
Perubahan ini mempunyai pengaruh
yang cukup besar, karena computer dapat beroperasi dengan lebih cepat, konsistensi dan dalam
waktu relative tidak terbatas. Jika yang berkerja manusia, maka makin lama akan
makin lelah dan cenderung dapat membuat kesalahan, karena mentalnya melemah.
Sedangkan computer tidak mempunyai mental, hanya mempunyai mental sehingga
salah kalau komponennya saja yang rusak.
Perubahan Audit
Komputerisasi
memang secara mendasar merubah desain sitem informasi, maupun struktur
pengendalian internnya. Misalnya, bukti jejak audit (audit trail) sebetulnya
tetap masih ada, tetapi banyak elemennya yang berubah. Secarta manual, jalur
audit trail dari laporan – laporan yang dihasilkan ke catatan dan
dokumen-dokumen dasar sebagai bukti transaksi cukup jelas dan dapat diikuti
atau ditelusuri jejaknya. Dlaam siklus akuntansi keuangann system akuntansi
tradisional, data piutang pada neraca dapat dengan mudah dilacak keneraca
lajur, kemudian ke buku besar, kejurnal dan selanjutnya ke dokumen. Pada system
computer, audit trail linkage menjadi lebih sulit dan bahkan sering suatu
desain komputerisasi dapat memotong jalur yang menunjukkan hubungan antara
output dengan dari mana inputnya. Dalam system informasi akuntansi berbasis
computer desainnya tidak harus dengan jurnal ataupun buku besar. Mungkin saja
data mentah pada suatu master file langsung degenerate menjadi laporan
akuntansi. Oleh karena itu didalam mendesain system informasi akuntansi dan
struktur pengendalian intern desainer harus mempertimbangkan aspek agar system
yang dihasilkan cukup baik, komprehensif, andal, dan dapat mengurangi resiko
informasi yang dihasilkan.
PENGENDALIAN INTERN MODEL REFERENSI
Pada system akuntansi secara
manual aktivitas atau prosedur
pengendalian yang lazim diterapkan ialah :
1. Otorisasi
2. Adanya dokumentasi yang memadai
3. Pemisahan tugas dan fungsi (antara
fungsi operasional/pemegang uang/pemegang barang/pemegang catatan)
4. Pengamanan fisik
5. Verifikasi secara independen
Suatu
organisasi atau entitas bisnis/ perusahaan memerlukan system pengendalian
intern karena beberapa alas an sebagai berikut :
-
Kewajiban hokum, karena perusahaan
memang diwajibkan oleh aturan atau peraturan – peraturan legal (misalnya aturan
Badan Pengelola Pasar Modal, atau bahkan Undang-undang) untuk menyusun struktur
pengendalian intern.
-
Struktur pengendalian intern
perusahaan ialah kebutuhan/tanggung jawab direksi suatu perusahaan.
Pembagian Tugas & Fungsi
Dalam
merancang organisasi perusahaan perlu diperhatikan pertimbangan – pertimbangan
system pengendalian intern sebagai berikut :
a. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional
dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
-
Fungsi operasi, fungsi penyimpanan
barang, fungsi penyimpanan uang dan fungsi akuntansi harus dipisahkan.
-
Tiap fungsi tidak boleh diberi
tanggung jawab penuh/mutlak untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
b. Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya.
c. Praktik yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawab.
Dokumen
/ Catatan Memadai
Dokumen
merupakan obyek fisik untuk membawa data dan catatan akuntansi untuk recording
transaksi, diikhtisarkan, dan dilaporkan. Dokumen dan catatan akuntansi
merupakan unsur penting dalam system akuntansi, jika tidak memadai dapat
menyebabkan timbulnya masalah besar. Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi
di lingkungan organisasi atau diantara organisasi yang berbeda.
Pengamanan
Fisik
Pengamanan
Fisik sangat penting, terutama untuk tujuan safeguarding assets. Pengamanan
fisik tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian intern.
Verifikasi
Independent
Istilah
teknis akuntansi verifikasi ialah menguji kecermatan data transaksi dengan
pengecekan ulang orang lain (perbandingan antara hasil kerja dua orang atau
lebih yang tidak saling mempengaruhi karena mereka bekerja secara bebas,
independent, anatara yang satu dengan lainnya, lazimnya unitnya berbeda).
Batasan
Pengertian (Definisi)
Batasan Pengertian (definisi) mengenai internal control yang
ditulis pada berbagai buku mungkin sekali pada saat ini sudah perlu
direaktualisasikan (update) karena perkembangan pemikiran mengenai system
pengendalian intern memang berjalan dengan pesat.
Keterbatasan
Sistem Pengendalian Intern
Berikut beberapa keterbatasan
pengedalian intern :
1. Persekongkolan (Kolusi)
Pengendalian intern mengusahakan
agar persekongkolan dapat dihindari sejauh mungkin.
2. Perubahan
Struktur pengendalian intern pada
suatu organisasi harus selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi dan
teknologi.
3. Kelemahan manusia
Banyak kebobolan terjadi pada system
pengendalian intern yang secara teoritis sudah baik.
4. Azas biaya manfaat
Pengendalian juga harus
mempertimbangkan biaya dan kegunaanya.
Pihak yang Berkepentingan
Banyak
pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap system pengendalian intern,
yaitu :
a. Manajemen Perusahaan
b. Dewan Komisaris, auditor intern, dan
sebagainya
c. Para karyawan perusahaan itu sendiri
d. Regulatory Body (Badan
pengatur/pemerintahan atau ikatan profesi)
e. Auditor ekstern independen
Prinsip Dasar Pengendalian Internal
Ada
beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian intern bagi
suatu entitas organisasi atau perusahaan, yaitu :
a. Sistem Pengendalian intern merupakan
management responsibility.
b. Top Management bertanggungjawab
menyusun system pengendalian intern.
c. Sistem pengendalian intern
seharusnya bersifat generic
d. Sifat system pengendalian intern
adalah reasonable assurance
e. Sistem pngendalian intern mempunyai
keterbatasan-keterbatasan atau constraints
f. Sistem Pengendalian intern harus
selalu di evaluasi.
Tujuan Pengendalian Internal Rinci
Akuntansi
Dari
segi pandang akuntansi, tujuan rinci sistem pengendalian adalah :
a. Transaksi yang dicatat sah
(Keabsahan)
b. Transaksi yang dicatat suda
diotorisasi
c. Transaksi yang dicatat telah dicatat
semua (kelengkapan)
d. Transaksi yang dicatat telah dinilai
secara layak (penilaian)
e. Transaksi yang dicatat telah
diklasifikasi dengan benar (Klasifikasi)
f. Transaksi yang dicatat sesuai waktu
(tepat waktu)
g. Transaksi yang dicatat telah di
ikhtisarkan/posting dengan benar.
Hubungan antara
Asersi Manajemen
|
Tujuan Umum Audit
|
1. Eksistensi/Keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak
dan Kewajiban
4. Penilaian/alokasi
5. Penyajian
dan Pengungkapan
|
Keabsahan
Kelengkapan
Kepemilikan
Penilaian,
Klasifikasi,Pisah-batas, akurasi-mekanis.
Pengungkapan.
|
Referensi Model
Batasan
pengertian (definisi) mengenai interval control yang telah dibahas di atas
mungkin sekali pada saat ini sudah perlu direaktualisasikan (update) karena
perkembangan pemikiran mengenai system pengendalian intern memang berjalan
dengan pesat, khususnya dampak pemanfaatan teknologi informasi yang membawa
implikasi luas terhadap desain system maupun struktur pengendalian internnya.
Internal
control dikembangkan untuk menyediakan fundamental yang dapat mendukung
pencapaian tujuan bisnis organisasi dan pencegahan risiko yang tidak
diinginkan. Pengendalian intern yang sudah ada pada system tradisional
dikembangkan atau dirancang ulang. System informasi yang dirancang dengan baik
harus mempunyai control yang dibangun, yang mencakup semua fungsi, meliputi :
a. Kontrol intern ajuntansi pada
kegiatan akuntansi atau pembukuan, tujuannya adalah melindungi asset atau
menjaga keandaian catatan keuangan.
b. Kontorl operasi yang ditujukan oleh
operasi sehari – hari, fungsi dan aktivitas serta menjamin aktivitas yang
dilakukan sesuai tujuan.
c. Kontrol administrasi yang
memperhatikan efisiensi operasi dalam area fungsional dan ketaatan terhadap
kebijakan manajemen.
PENGENDALIAN SISTEM
KOMPUTERLISASI
PERSPEKTIF MANAJEMEN
Sistem
pengendalian intern ( internal control
) dalam sistem informasi dapat di kelompokkan dalam beberapa katogori :
Berdasarkan
Jenis :
1. Preventive detective, dan corrective ( Pencegahan,
deteksi dan koreksi )
2. Discretionary dan
non-discretinary (Kebikjakan dan
kebebasan )
3. Volumtary dan mandated ( sukarela
atau diwajibkan)
4. Manual atau automated ( control secara manual atau dengan computer )
5. Kontrol perspeektif manajemen dan perspektif Teknis
6. Application dan general controls
Pengendalian
umum ( general control ) adalah sistem
pengendalian intern computer yang
berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerlisasi sebuah organisasi secara menyeluruh . artinya ketentuan –
ketentuan yang di atur dalam
pengendalian intern tersebut berlaku
untuk seluruh kegiatan
komputerlisasi pada organisasi /
perusahaan tersebut.Pengendalian umum adalah
merupakan “ Payung” atau
kebijakan umum pengendalian dalam suatu
organisasi .apabila tidak di lakukan
pengendalian ini atau pengendalian lemah
dapat berakibat negative terhadap aplikasi
atau kegiatan komputerlisasi organisasi itu, Karena Pengendalian umum
mengatur seluruh seluruh kegiatan
perusahaan yang berkaitan dengan
komputerlisasi / teknologi informasi
maka kepurusan pengendalian jenis
ini merupakan wewenang atau domain manajemen ( bersifat manajemen framework ) dan oleh sebab itu beberapa textbook
tidak menmggunakan istilah
pengendalian umum, melainkan
Pengendalian Perepektif
Manajemen.
PENGENDALIAN PERSPEKTIF MANAJEMEN
Kennet
C . Laudon dan Jane p.Lauden mendefinisikan pengendalian umum “ General control are overall That ensure the effective
operation of programmed
procedure’ ,Kenneth dan jane p.laudon
mengkelasifikasikan tipe pengendalian
umum dalam : controls over the sytem implementation process ,software control. Physical hardware control , data cecurity control , dan administrasi disciplines, starndards and procedure. Sedangkan James A.Hall (2001,p.754)
nmengkelafikasikan pengendalian
umum sebagai berikut :
Operating
system Control , data manajemen control , organization structure control ,
systems development control , system maintenance controls, computer center security and controls,
internet and internet control ,
electronic data interchange controls ,
dan personal computers controls .
sementara
itu Ikatan akuntasi Indonesia (IAI,2001,
SA 319,par.06 ) mengklasifikasikan pengendalian umum sebagai berikut :
a. Pengendalian organisasi dan
manajemen
b. Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem
aplikasi.
c. Pengedalian terhadap operasi sistem
d. Pengendalian terhadap perangkat
lunak sistem
e. Pengendalian terhadap keamanan TI
Menurut miklos a.vasarhelyi dan Thomas w.lin.
advanced auditing fundamentals edp
and statistical audit Teknologi ( Reading . mass: Addison Wesley publishing Company ,1998) 178-294 : Donald A.watne
dan peter B,B.Turney, Auditing
EDP System , edisi kedua ( Englewood Cliffs , New Jersey Prentece-Hal,
Inc, 1990 ) hal 206 – 212 , Pengendalian umum dapat di susun dalam Tabel berikut :
Jenis
pengendalian umum
Kategori
Pengendalian
|
Jenis-Jenis Pengendalian
|
1. Organisasi & Manajemen
|
-
Pemisahaan fungsi Depertemen
TI dan Non TI
-
Pemeriksaan fungsi dalam Depertemen TI
-
Otorisasi Tranksasi
-
Pengendalian Porsonil
-
Perencanaan , Penganggaran dan sistem pembebasan kepada pemakai ( user )
|
2. Piranti Lunak Dan Keras
|
-
Pengendalian Piranti Keras(
Hardware)
-
Pengendalian Piranti Lunak (
Soptware )
|
3. Pengendalian Akses
|
-
Pembatasan Akses fisik dan Lojik
-
Dokumentasi Program
-
Fasilitas- Fasilitas On-line
|
4. Data dan Procedur
|
-
Control Group
-
File dan database
-
Procedur- procedure standar
-
Keamanan fisik
-
Pemeriksaan Interen
|
5. Pengembangan Sistem Baru
|
-
Partisipasi manajemen dan Pemakai
-
Pengembangan Standar & pedoman
-
Manajemen Proyek
-
Pengujian sistem dan konversi
-
Penelaan setelah pemasangan
|
6. Pemeriharaan Program
|
-
Otorisasi dan persetujuan
-
Prosedur standar dan dekomentasi
-
Pengendalian pemrogram
dan pelaksanaan
-
Pengujian terhadap perubahaan
|
7. Dokumentasi
|
-
Dokumentasi standar dan dekomentasi pendefinisian masalah
-
Dokumentasi sistem
-
Dokumentasi program
-
Dokumentasi operasional
-
Domentasi pemakai
|
PENGENDALIAN PUCUK PIMPINAN :
Pucuk
pimpinan( Top manajer ) adalah board of direktur atau di sebut direksi, terdiri dari direktur utama dan para direktur
lainnya. Dreksi bertanggung jawab terhadap
seluruh operasi perusahaan , termasuk bidang TI Tidak perlu menyita perhatian pimpinan , melainkan cukup di
serahkan Staf Teknis saja.Pandangan ini
tidak benar Karena justru TI saat ini merupakan
factor pendukung penting. Bagaimana Auditor mengnalisa Perhatian / kepedulian top
management terhadap fungsi sistem
informasi.? Salah Satu cara yang dapat di
lakukan adalah dengan melihat
bagaimana Top Management terkait dengan sistem Informasi seperti
layaknya tugas pokok dan fungsi management pada umumnya berkaitan dengan fungsi Manajemen pada umumnya.
Top Management bertanggung jawab untuk membuat master-plan sistem informasi, meliputi rencana jangka
Panjang& jangka pendek . Penyusunsn Rencana
meliputi 3 hal :
1. Mengetahui kesempatan dan masalah yang di hadapi organisasi sehingga teknologi informasi dan
system Informasi dapat di gunakan secara efektif
2. Mengindentifikasi sumber daya yang di perlukan untuk menyedikan Teknologi dan sistem informasi yang di perlukan.
3. Membuat strategi dan takti yang di
perlukan untuk memperoleh sumber
daya tersebut.
Jenis peranrancangan di bedakan
dalam strategi Plan serta
operational Plan, ke dua . harus selalu di review secara
Berkala di perbaharui jika di perlukan.
Strategi Plan bersifat jangka panjang :
1. Penilaian terhadap kondisi
Teknologi informasi saat ini, kekuataan
,kelemahan ,serta tantangan dan ancaman
saat ini.
2. Tujuan dan arah jangka panjang ,
Jasa informasi masa depan harus di
sediakan Strategi keseluruhaannya terhadap intraorganisasi maupun interotganisasi,
3. Strategi pengembang , Visi di bidang
Teknologi informasi,Aplikasi masa depan
, kebutuhan dana, Pendekatan dari monitoring terhadap pelksanaan Strategi.
Rencana
Jangka Pendek :
1. Progress report berisi keterangan
tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian rencana sekarang. Perubahaan
yang besar terhadap platform
hardwaresofware, hal-hal yang baru harus
di lakukan.
2. Initiatives to be undertaken, berisi
keternagan tentang perkembangan
sistem perubahaan hardwarelsofware, tambahan karyawan dan pengembangannya, penambahaan sumber daya
keuangan.
3. Implementation Scheduler, berisi
keterangan tentang kapan mulai
selesainya, setiap proyek utama , kejadian
yang penting, prosedur control
, proyek yang di terpkan.
Organisasi Pusat Komputer
Letak unit computer di dalam suatu organisasi perlu di terpkan secara Tepat :
a. Apakah merupakan unit fungsional
sendiri yang di kepalai oleh
salah satu Ekcecutiv
b. Sebagai bagian dari unit fungsional administratif , atau sebagai bagian dari unit operasional,
Struktur
Organisasi fungsi sistem informasi
Secara
umum sistem informasi di letakan pada fungsi depertemen
sistem informasi, di dalam depertemen Ini berisi bagian pengembangan sistem. Bagian programming , bagian
pengeoprasian , penyiapan data dan
bagian Pendukung atau control.
Stuktur Organisasi pusat computer nsecara
Tradisional terdiri dari :
1. Bagian Aplikasi ( terdiri dari para
sistem analis dan Programmer)
2. Bagian Produksi ( terdiri dari para
Operator yang secara langsung menjalankan
operasional computer
3. Bagian dukungan Teknis (terdiri dari
para Spesialis Operating sistem, ahli database, ahli komunikasi data
Dalam
control terhadap pemakai jasa sistem informasi , Top Manager nharus
menbuat policy dan Prosedur yamasi ng
akan membuat user menggunakan jasa
sistem informasi secara Efektif dan
Efisien.. Strategi Yang Dapat di
lakukan misalnya setiap permintaan jasa teknologi informasi harus di bebani biaya yang di Alokasikan
pada anggaran berdasrkan jasa yang di minta oleh user. Jika Top Manager memilih dengan cara
Control terhadap pemakaian jasa
sistem informasi melalui Trasfer pricing atau skema pembebanan maka dua Keputusan harus di buat , yaitu :
1. Mereka harus menentukan cara provider ( penyedia jasa )
melihat jasa sistem informasi , ada
beberapa Pilihan yang dapat di lakukan :
a. Cost center, pembebanan biaya ke
unit sistem informasinya
b. Profit center, unit sistem informasi
di dayakan gunakan sebagai investasi ,
berinvestasi mendapatkan Hasil dari
investasi yang telah di lakukan.
c. Invesment center, unit sistem
informasi ndi perlukan sebagai sebagai
investasi, berinvestasi mendapatkan
hasil dari investasi yang telah
di lakukan.
d. Hybrid center, menggunakan berbagai
cara untuk mendapatkan kembali biayanya tergantung pada beberapa aktivitas yang di minta oleh pemakai, bisa menjadi
gabungan dari tiga hal di atas.
2. Jenis transfer pricing yang yang specific atau pembebanan biaya di tentukan, beberapa
Cost di bawah ini dapat di lakukan,
yaitu :
a. Allocated cost
b. Standart cost
c. Dual price
d. Nagotiated price
e. Market price
Pengendalin Manajemen Pengembangan Sistem
Pengendalian , pengembangan dan pemeliharaan sistem diperlukan untuk mencegah dan mendeteksi Kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem , serta untuk
menperoleh keyakinan Memadai bahwa sistem berbasis teknologi informasi di kembangkan dan di pelihara dengan cara efesien dan Melalui proses otorisasi dengan semestinya. Pengendalian
pengembangan sistem adalah sebagai
berikut :
1. Pengembang sistem harus
melibatkan partisipasi pemakai ,manajemen,auditor
2. Adanya standard an pedoman maupun
prosedur
3. Dilaksanakannya pengujian sistem dan
konversi dengan cermat.
4. Penelaahan setelah pemasangan atau
instalasi .
Sedangkan
rancangan sistem adalah penentuan
proses dan data di perlukan oleh sistem baru , jika sistem itu Berbasis
computer , rancangannya dapat
menyertakan spesifikasi jenis
peralatan yang di gunakan .Perancanaan Sistem
terdiri dari kegiatan- kegiatan desain
untuk menghasilkan spesifikasi
sistem yang dapat memenuhi
kebutuhan fungsional yang di kembangkan ke dalam proses analis sistem., jadi dengan demikian
perancangan sistem merupakan
proses-proses atau
aktivitas-aktivitas untuk
menentukan atau menghasilkan
speksifikasi system yang di perlukan oleh sisitem baru yang memenuhi kebutuhan fungsional dengan tujuan
untuk menberikan gambaran secara umum oleh pemakai pada sistem
yang baru . Menurut O’Brien
(2005,p351 ) perancangan sistem terdiri
dari tiga aktivitas yaitu :
a. Desain user interface, yaitu merancang layar ,Formulir
dan dialog
b. Desain Data yaitu menentukan entitiy(Objek), antribut , relationchip ,
kaidah intregritas dan lain –lain
c. Desain Proses yaitu membuat program dan prosedur seperti user services, application services, dan data Services
Menurut Pressman ( 2001, p20-29 ) rekayasa
Software adalah aplikasi dari pendekatan kuantifiabel , displin , dan Sistematis pada pengembangan, operasi, dan pemeliharaan
perangkat lunak, salah satu model
rekayasa perangkat Lunak yang di
sebut linear sequential model yang biasa di sebut dengan classi life cyecle atau waterfall
model.
Dalam
model ini pendekatan pemgembangan software di lakukan sistimatik dan sequential
yang di awali dengan Sistem enginnering, analysis, desingn, coding,
testing dan maintances, Tahapan- tahapan dapat di lihat oleh gambar
Sistem / information engineering and modeling
di mulai dengan menentukan
kebtuhan yang di perlukan oleh
Sistem yang akan di buat dan kemudian menempatkan beberap
kebutuhan tersebut ke dalam
software yang akan di kembangkan.
Software Requiment analisis adalah
proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan
dan di fokoskan, khususnya pada perangkat lunak . untuk memahami sifat
program yang di bangun ,perekayasaan dan analisis harus memahami domain informasi. Tingkat laku cara kerja dan interface
yang di perlukan, Kebutuhan sistem
perlu didokumentasikan dan di
evaluasi lagi dengan pemakai.
Interaksi Manusia Dan Computer
Dalam merancang suatu sistem harus di perlukan satu hal sangat pentng
yaitu interaksi anatara user
/pengguna dengan sistem.
Interaksi ini haruslah user
Friendly, yang artinya mudah di gunakan
oleh pengguna Yang awan sekalipun. (
Shneiderman ,1998,pp 74-75) , dalam
merancang suatu sistem interkasi
manusia dengan dan computer yang baik , maka ada delapan aturan di perhatikan :
1. Konsisten, Konsisten dalam warna, tampilan, jenis
huruf,perintah/ menu
2. Memungkinkan Frequent users menggunakan shortcust, penggunaan shortcuss untuk memudahkan Pemakai saat berintraksi dengan computer sehingga perintah dan fasilitas yang tersedia lebih mudah di Mengerti dan lebih cepat di akses.
3. Memberikan umpan balik yang
imformatif, setipa aksi pemakai sebaliknya ada umpan balik dari system dan umpan balik (
respon) atau message di layar , harus di
buat sederhana agar mudah di
megerti untuk menetukan langkah selanjutnya.
4. Merancang dialog
yang baik, dari awal sampai
penutupan . urutan dari aksi sebaliknya
di atur dengan baik yaitu dengan pembukaan , isi dan penutup.
5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana sebisa mungkin rancangan sistem di buat agar pemakai
tidak menbuat kesalahan contohnya
jika suatu kolom isian tidak di perbolehkan
pengisian jenis alphabet , maka
jika di isi alphabet layar harus segera menberikan error message
6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah, dalam merancang sistem sebaiknya aksi dapat dikembalikan . pengembalian aksi dapat berupa aksi tunggal, tugas entry atau
kelompok yang lengkap
7. Mendukung pusat kendali internal, pemakai dapat
mengusai sistem , dan sistem merespon
intruksi-Intruksi dari mereka.
8. Mengurangi beban ingatan dari jangka pendek, manusia memiliki keterbatasan dalam meningat memory singkat, tampilan
halaman yang banyak menggabungkan frekuensi gerakan window sebaliknya dikurangi , buatlah tampilan sederhana ,
dengan meyedikan penyingkatan kode dan
informasi lain.
Sistem Development Life Cycle Approach
Sistem development life cycle
approach adalah metode
pengembahan sistem aplikasi yang terdiri
dari Bebrapa tahap , setiap tahap mempunyai
jenis kegiatan tertentu :
a. Feasibiliti study, dengan criteria cost benefit untuk mengusulkan aplikasi
b. Information analysis , menentukan
keperluan user
c. Sistem desain , mendesain user interface , file yang di gunakan dan fungsi proses informasi yang di lakukan oleh sistem
d. Program development ( desain,codding,compling,
testing, dan dokumentasi program)
e. Procedores and from development,
desain dan dokumentasi prosedur
sistem danformulir yang di gunakan user
pada sistem.
f. Acceptance test, testing
terakhir terhadap sistem dan
persetujuan formal serta penerimaan oleh
management dan user.
g. Comversion , konversi atau
perubahan dari sistem lama ke sistem
baru
h. Operation and maintance, penambahan
sistem selama implementasi dan modifikasi serta maintances bila di ketahui ada masalah.
Tahap
–tahap pengembangan sistem
Kegiatan
|
Keterangan
|
1. Sistem planning
|
Tujuan sistem planning ialah untuk
menetukan objkektifves of the project, scope ( ruang lingkup) reviuw aspek teknis operational , economie,
feasiblitas dan control, requirements
|
2. System development:
a. User specification
|
User
specication adalah a statement of solution
to specific business problem ,
teknik dokumentasi exiting system
selain dengan narasi dapat juga dengan diagram , misalnya
flowchart in order in fully understand the existing system
|
b. Technical specification
c. Audit specification
d. Implementation planning
e. Programming
f.
User procedures dan tranning
g. Sistem testing
h. Implementation / conversion
|
User
specification perlu d
transaleted ke teknis misalnya dalam proses modeling dan data modeling.
Specification audit planning mencakup required application controls selain itu juga
di buat audit features misalnya
special audit files untuk file
sample file data transaksi tertentu
Implementasin
planning di perlukan untuk
menentukan tanggunag jawab untuk
sistem informasi atau user personal
Programming adalah kegiatan teknis penyiapan computer program , preparing
program logic, coding dan testing
program.
Pada
tahap ini semua pihak terkait , khusus
nya user personel di latih
mengoprasikan sistem.
Sistem
testing mencakup parallel test ,
tujuannya untuk menentukan apakah
sistem is oprating in comformance with user ,technical and audit
specification. Tahap ini adalah peluang editor untuk menilai
sistem compliance terhadap
the planned application control
and audit featuresn
Tujuan conversion process adalah untuk menerapkan sistem baru
successfully switch dari the
old equipment ,files . and procedure
ke new sistem
|
Dalam
pelaksanaan pengembangan sistem , terdapat beberapa pilihan metodologi (metode- metode berkembang Sesuai dengan perkembangan sistem computer
dan tools yang di pakai untuk
menbantu sistem). Sehubungan dengan dengan
pembahasan di atas , maka pengendalian
intern dalam manajemen
pengembangan Sistem dilakukan dengan
menetapkan kebijakan oleh pimpinan tentang hal-hal berikut ini :
1.
Prosedur pengembangan, sistem aplikasi
pada hakekahnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan sistem, Analisis, perancangan sistem,
pembangunan pengujian dan implementasi /
pendokumentasian dalam pengembangan
sistem aplikasi terdapat beberapa pola pendekatan atau metode seperti yang sudah di bahas di atas.
2. Tesk
kelayakan , terdiri dari 4 bagian yaitu
program testing , sistem tranning , user
sistem.auqlinty assurance Testing.
3. Konversi
, konversi sisitem lama ke sistem baru
mencakup pelatihan karyawan .instal
software dan hardware Baru.
4. Operasi
dan perawatan , tioe maintance yang di lakukan
yaitu repair maintace, perfective
maintances.
Pengendalian manajemen sumber data
Di dalam suatu sistem berbasis
teknologi informasi, pengendalian sumber
data yang baik adalah :
a. User
harus dapat berbagi data
b. data harus tersedia di gunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam
bentuk apa pun.
c. sistem
manajemen data harus menjamin
adanya sistem penyimpanan yang efisien
tidak terjadi redundancy data ,
adanya data security
d. data harus dapat di modifikasi dengan mudah.
Setiap organisasi tentu mengakui bahwa data merupakan sumber data yang kritis dan harus di kelolah dengan baik , karena itu kita mencari cara untuk menangani sistem manajemen data . solusi teknis adalah
dengan database management sistem
(DBMS) dan data repository
system ( DRS) , selain itu di
perkenalkan dua keahlian penting yaitu
data administration ( DA) dan database
administrator ( DBA).
Tugas DA dan DBA
Pemahaman yang baik terhadap tugas
DA dan DBA karena alas an berikut :
1. jika DA dan DBA tidak bekerja
baik, maka keamanan harta , keutuhan data efektivitas dan efesiensi system pada lingkungan database dapat rusak berat.
2. DA dan
DBA , merupakan sumber daya yang
penting untuk memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan lingkungan database, karena mereka merupakan pusat kmunikasi
antara pemakai dan database.
Tugas data/ Database administrator.
Tugas
|
Tanggungjawab DA
|
Tanggungjawab DBA
|
Definisi
data
|
Menbuat
rencana data strategis , menterjemahkan kebutuhan pemakai, membuat definisi konsep yang khusus dan skema eksternal (orientasi pada kebutuhan pemakai)
|
Membuat
skema internal yang khusus (
orientasi pada computer )
|
Pengisian
Data
|
Membantu
pemakai untuk membuat prosedur
pengumpulan data , validasi dan
criteria edit
|
Menyiapkan
program untuk menbuat data ,
maembantu memandatkan data
|
Mendefinisi
ulang/
Merestruktur
ulang data
|
Menetapkan
konsep dan skema eksternal
yang baru, membantu pemakai
untuk memahami konsep baru
tersebut
|
Menetapkan
skema internal yang baru merubah data base agar sesuai dengan skema yang baru
|
Retriing
data (Pensiunkan Data)
|
Menentukan
kebijakan pensiunan data
|
Menjalankan
kebijakan pensiunan
data
|
Membuat
database
Tersedia untuk pemakai
|
Menetukan
kebutuhan pemakai akhir atas
database tools , testing, dan evaluating data base
tools pemakai akhr
|
Menetukan
kebutuhan programmer atas data tools
|
Memberitahukan dan melayani pemakai
|
Menjawab
pertanyaan dan mengajar pemakai ,
mengumungkan kebijakan di bbidang
informasi
|
Menjawab
pertanyaan dan mengajar
programmer . mengumunkan kebijakan
bidang informasi
|
Mengembangkan
dan mengumumkan standar
organisasi , membantu pemakai untuk membuat aplikasi pengendalian
|
Menjalankan
control database membantu programmer untuk mendisain
dan menjalankan control aplikasi
|
|
Memonitor
Operasional
|
Memonitor
pola pemakai database
|
Memonitor
pola Penggunaaan database
Oleh programmer , mengumpulkan
statistic kenerja database
|
Pada sistem database ada tiga tipe
pendefinisian yang harus di
lakukan yaitu :
a. External
schema, sebuah schema eksternal
menperlihatkan keternagan tentang
pandangan pemakai terhadap database sebagai suatu objek/ entity , attribute
dari objek/ entity , data integrity
costains pada objek / entity yang di
minta oleh pemakai , karena banyak pemakai
maka eksternal skema ini juga
banyak
b. Conceptual
schema : skema ini memperlihatkan
database dari perspektif users,
Isi skema konsep adalah
semua objek / entity yang ada pada
database , semua attribute , semua hubungan antara objek/entity
dan semua integrity constraint
pada objek / entity
c. Internal Schema : skema ini menunjukkan peta database (Map) ke fisik media penyimpanan , Hal ini berisi records, fields.access paths, dan proses yang di gunakan untuk menggambarkan objek / entity , attribute
objek relasi/ hubungan antara objek/entity seperti yang di cantumkan pada skema konseptual.
Database integrity
Integritas data ( Everest ,1986 )
mengidentifikasi ka nada 6 hal yang harus di lakukan oleh DA dan DBA untuk Mengontrol aktivitas mereka , yaitu :
a. Definition Control : DA dan DBA menetapkan control untuk memastikan bahwa database selalu sesuai dengan definisinya ,DA
mengembangkan dan menyebar luaskan standar definisi data yang telah di buat dan melakukan pengawasan terhadap pencapaian standar tersebut.
b. Existence control : DA dan DBA melakukan pengamanan terhadap database yang ada dengan melakukan backup dan
recovery yang di perlukan .
c. Access control : control akses, seperti
password , mencegah kelalaian atau
memperlihatkan data yang tidak
seharusnya pada database.. berbagai akses level
control di perlukan untuk jenis
data . group jenis data , dan file , untuk mencegah hal yang tidak
sama , pemisahan fungsi harus di lakukan
agar orang yang memiliki akses
control pada semua level tidak
sama.
d. Update control : membatasi pengubahaan database hanya oleh
user database yang sah saja. Otorisasi
update terdiri dari dua hal : penambahaan database pada database dan wewenang untuk
mengubah dan menghapus data yang ada.
e. Concurrency
control ( pemakaian simultan) , integritas data dapat bermasalah, bila
satu data yang sama di akses oleh dua proses dalam waktu yang bersamaan , jika akses bersama-sama tidak di atur , database dapat
menjadi error
f. Quality control : control kwalitas bertugas untuk memastikan keakuratan data , kelengkapan, dan konsisitensi data yang maintance pada database.
g. Auditor harus melakukan wawancara dengan
DA dan DBA untuk mengetahui bagaimana control yang Mereka
lakukan untuk mengawasi keutuhan
database . auditor juga harus
mewawancara pemakai database Untuk menentukan level peringatan terhadap control itu.
Dampak Desentralisasi
Penempatan fungsi DA dan DBA
menjadi lebih sulit jika fungsi
sistem informasi menggunakan Desentralisasi , dalam banyak hal tujuan manajemen database dan tujuan dari desentralisasi fungsi sistem Informasi sering
bermasalah, di satu sisi
sentralisasi perencanaan dan
control database memiliki tujuan yang Sama
dengan manajemen database., disisi yang lain desentralisasi fungsi sistem informasi sehingga dekat dengan Pemakai merupakan
tujuan dari desentralisasi. Sebuah
rekonsilisasi mungkin dapat di
wujudkan , jika Stakeholder mengakui bahwa secara umum
desentralisasi komunikasi sudah du
gunakan . sistem penempatan data. fasilitas yang di gunakan untuk memelihara definisi otomatis darib data di sebut data
dictionary system atau lebih di kenal
sebagai datav repository system.
Auditor harus mengetahui apa dan bagaimana
DRS dan kegunaannya pada Audit,
Fungsi dasar DRS :
Fungsi utama adalah menyimpan data pada database , karena
definisi data adalah data itu
sendiri maka di sebut metadata yang harus otentik, akurat, lengkap,
konsisten, dan up to data pada database, yang dapat di peroleh dari :
a. Program yang dapat mengakses dan
memanipulasi database
b. Pemakai yang melakukan kegiatannya setiap hari sesuai dengan rencana dan menyiapkan aktivitas pada masa yang akan datang.
Pengendalian DA dan DBA
Fungsi DA dan DBA sangat penting , padahal
pengalaman memperlihatkan bahwa kekuasaan dapat bersebarangan dengan aturan , harus di pahami seberapa besar kekuasaan DA dan DBA , dan hal ini dapat merusak
pengendalian , oleh karena itu
bagaimanapun juga masalah itu harus di
atasi. Ada tiga masalah yang timbul dari
Eksistensi tugas DA dan DBA , yaitu :
a. jika DBA tidak kompeten , meyebabkan data akan di gunakan secara tidak efesien dan komplik
anatar pemakai
b. harus ada control karena wewenang DA dan DBA memberikan kesempatan kepada mereka
untuk melakukaan kecurangan atau
tindakan criminal
c. DA dan DBA
memiliki kekuasaan untuk menbuat
dan mengontrol database, sebagai
contoh mereka dapat membuat beberapa
level untuk akses dan mengupdate
otorisasi , sehingga mereka dapat menemukan
password pemakai , dan memberikan
kemungkinan kepada mereka untuk
mengakses dan mengubah jejak audit dan log files.
Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian
manajemen operasi di terapkan dengan mencakup hal-hal sebagai berikut :
Pemisahan
tugas dan fungsi
Memisahkan
fungsi yang mengolah teknologi informasi (TI) adri depertemen non-TI
atau user , selain Itu dalam
organisasi TI perlu di pisahkan fungsi- fungsi pekerjaannya di dalam depertemen TI itu sendiri antara fungsi analisis/ desain, pemrograman, dan
operasional.
· Pengendalian personil
· Pengendalian Perangkat keras
· Pengendalian Jaringan
· Manajemen Operasi.
Pengendalian
manajemen keamanan
Aspek
penting dalam keamanan Informasi mencakup
penggunaan teknologi computer , proses dan orang yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
a.Peranan
teknologi yang mendukung keamanan
computer terkait dengan perangkat keras ( hardware), software ,
jaringan computer ( network) dan media komunikasi (penggunaan teknologi kabel ,
nir kabel, radio, satelit serat optic ) yang terkait dengan kehandalan dan kecepatan penyampaian
informasi dari sumber informasi
ke tujuan. Kecepatan penyampaian informasi ini sangat penting meningat sifat informasi yang dinamis
dan kebutuhan akan informasi oleh
pemakai cepat sekali berubah.
b.Proses dilihat dari penyusunan kebijakan keamanan inforrmasi , peranan manajemen dan
jaminan terhadap keamanan
informasi agar tidak dapat
disusupi pada oihak yang ingin
mendapatkan informasi dengan cara tidak
benar. kemudian prosedur dalam akses informasi akan menyebabkan penigkatan kebutuhan informasi tersebut. Di satu sisi .,
kemudahan akses informasi ini harus pula di lindungi oleh prosedur kebijakan keamanan informasi.
c. Aspek
ketiga adalah pemakai akhir/ end
user . staf ,IT department , maupun manajemen puncak , resiko yang di
miliki oleh pihak- pihak tersebut di mulai dari proses recruitment, dan
pelatihan/tranning karyawan . pada
recruitment ncalon pegawai tidak hanya
di uji aspek skillnya saja , tetapi di
lihat dari aspek sikap (attitude ) dan
latar belakang kemanpuan personalnya.
Mengolah sistem keamanan adalah sering kali aktivitas terus
menerus teratur , di telah secara
berkala untuk Memastikan bahwa harus yang berhubungan dengan fungsi sisitem informasi cukup aman.langkah-langkah yang Harus di
jalankan dalam, peminpin program
keamanan sistem informasi adalah :
a. menyiapkan rencana proyek
b. melakukan identitas harta
c. menilai harta
d. melakukan identifikasi ancaman
e. Penilaian terhadap ancaman
f. menganaisa ancaman
g. menyesuaikan control
h. menyiapkan laporan keamanan.
Dalam
mengembangkan kebijakan keamanan TI perlu di lihat dari aspek kepentingan ,peran penggunaan TI , apa
Keuntungannya dan serta komponen dalam kebijakan keamanan TI. Kebijakan
pengamanan data / informasi terkait pada :
a. Otentifikasi
, penggunaan akses control dapat berupa
penanganan
· Physical Acces control membatasi
akses masuk hanya kepada
pengguna yang sudah di otorisasi
dengan mengunakan metode keamanan kartu
magnetic , maupun metode yang lebih canggih seperti sedik jari , retinan mata
· Procedure control meliputi pengguanaan tenaga keamanan yang menjaga ruang server computer Ataupun
prosudur untuk masuk ke dalam
ruangan dengan mengisi buku tamu.
· technical control
mengunakan kode kunci yang
berganti setiap waktu, pengguanaan camera
pengintai.
b. Otorisasi, dalam otorisasi tindakan yang di lakukan antara lain :
o
menyaring beberapa layanan aplikasi sebelum di jalankan dengan program anti virus
o
menyaring beberapa layanan akses untuk melihat situs- situs yang layak dan tidak layak serta Menbatasi waktu untuk mengakses situs-situs internet.
o
men yaring dokumen yang di
kirim melalui surat elektronik (e-mail
)sebelum di buka dokumen Tersebut
c. Privasi
/ kenyamanan , perlu ada mekanisme
penyimpanan file yang baik dengan
mekanisme enskripsi sebelum file tersebut di simpan lama.
d. Pengawasan
, membutuhkan sisitem pengawasan dan
pendeteksian serangan seperti IDS ( intrusion Detection System ) dalam hal ini , IDS di butukan untuk mengawasi asal –usul sumber data / informasi,
Memberikan alarm peringatan
apabila ada seragan terhadap
jaringan computer maupun orangb yang Berkompeten untuk akses jaringan.
Pengendalian akhir
Pengendalian back up dan
recovery di perlukan untuk berjaga- jaga bila file atau database
mengalami Kerusakan / kehilangan data . Backup adalah salinan dari file
atau database yang telah di
betulkan oleh kerusakan/ kehilangan. Ada
5 faktor penyebab yang
mengakibatkan kerusakan data , yaitu :
a. Kesalahan
program, terjadi karena program mengandung bug ( kutu) tidak di temuakan , istilah bug di
gunakan untuk menujukkan kesalahan dari program
dan istilah debugging di gunakan untuk menunjukkan proses pelacakan kesalahan tersebut kesalahan program biasanya hanya menyebabkan
kesalahan data dalam beberapa
file saja, tidak semua database.
b. kesalahan sistem perangkat lunak , merupakan perangkat lunak yang sudah di sedikan oleh pabrik
perangkat lunak , walaupun umumnya perangkat lunak sistem benar- benar di uji ndengan cermat ,
kemungkinan mengandung kesalahan ,
kesalahan pada operating system dapat
mengakibatkan kesalahan serius pada
semua system di aan database. Sedang kesalahan pada DBMS atau utility
mungkin hanya mengakibatkan
kesalahan pada bagian atau file
tertentu yang di gunakan saja.
c. Kesalahan
perangkat keras , walaupun perangkat keras
juga sudah di kendalikan tetapi
kegagalan- kegagalan yang di sebabkan
olehnya tetap saja mungkin terjadi, kegagalan pada CPU dapat menyebabkan kesalahan pada semua
database.,demikian juga kesalahan-kesalahan
pada disk drive dapat merusakan
database.
d. kesalahan
procedure , ada berapa bentuk kesalahan
prosedur yang dapat mengakibatkan
rusak atau salahnya database.seorang operator dapat saja
menggunakan suatu program yang sudah
tidak seharusnya dipergunakan lagi,misalnya program tersebut merupakan program lama yang telah di
modifikasi, Operator mungkin juga menggunakan file yang keliru atau dapat juga menjalankan program dengan urutan –urutan yang salah atau memasukan parameter yang salah.
e. Kegagalan
lingkungan , dapat saja terjadi setiap saat seperti misalnya instalasi computer kebanjiran, sabotasi atau di musnahkan oleh kebakaran, kegagalan
lingkungan ini dapat menyebabkan kerusakkan database secara total.
PENGENDALIAN MANAJEMEN MUTU
Menurut Wiber (1999)
ada enam alas an yang menyebabkan kebutuhan Quality assurance makin Penting bagi organisasi :
a. makin
meningkatnya kesadaran bahwa mutu itu
perlu
b. Pengguna
(user) makin menuntut ( demanding )
bahwa jasa yang mereka terima harus
memenuhi mutu tertentu yang sesuai dengan satisfaction level
yang di harapkan.
c. Pada
umumnya ambisi untuk memenuhi
kebutuhan kepuasan pelanggan makin meningkat
d. Organisasi
makin bertanggunjawab untuk tidak tidak
menbuat defect prodac
e. apabila
kesadaran kwalitas tidak di tingkatkan ,
maka resiko dan mungkin konsekuensi
biaya perbaikan malahan akan sangat tinggi
f. peningkatan
kwalitas adalah sudah menjadi worwide
trend, bahwa para produsen akan meningkatkan mutu barang dan / atau jasa yang di berikan.
Standard yang di tetapkan QA
Personal QA harus melakukan 2 jenis pengawasan
terhadap peenuhan standard QA yaitu
: pengawasan Terhadap pemenuhan
rencana yang telah di tetapkan oleh QA untuk sistem khusus , dan juga harus
gsmelakukan Pengawasan untuk sistem
umum. Auditor dapat melakukan evaluasi seberapa baik personal QA melakukan tugas Monitoring mereka melalui wawancara , observasi, dan
review dokumentasi. Salah satu hasil dari
tugas pengawasan QA adalah mereka
harus dapat mengidentifikasi area dimana aktivitas Fungsi sistem informasi masih dapat di kembangkan. Ada dua alas an
mengapa personal QA mendapatkan Tugas ini.
1. memberikan kepada mereka konsentrasi
lebih terhadap QA ( quality
assurance) mereka berasa pada posisi
yang sangat baik terhadap sebagai pemberi nasehat yang independen
2. Personil QA harus memiliki pengentahuan untuk membuar rekomendasi terbaik untuk meningkatkan Standar sistem informasi . Auditor
dapat melakukan evaluasi seberapa
baik personal QA memberikan
Rekomendasi untuk peningkatan standar melalui wawancara, observasi dan review
dokumentasi.
Memberikan laporan kepada manajemen
Pelaporan QA merupakan hal yang penting tapi sulit untuk di laksanakan , kadang-kadang
Stakeholder Dapat menjadi tersinggung
terhadap isi laporan , sehingga kesulitan
dapat timbul , selain itu sulit
untuk mengetahui siapa yang
mendapatkan dampak terbesar dari laporan yang di keluarkan oleh QA
Pelatihan standard
dan prosedur QA
Pelatihan merupakan elemen pokok untuk memelihara pencapaian standard dan prosedur sepertiYang di tetapkan oleh bagian QA . personil QA bertanggung
jawab untuk memberikan pelatihan
kepada semua Stakeholder terhadap standar dan prosedur yang telah mereka buat , untuk menjalankan
fungsi tersebut mereka Harus melakukan 2 jenis pelatihan (Trainning) yaitu :
o
memberikan training berupa pengetahuan umum tentang Quality assurance (QA)
o
Memberikan tranning terhadap
standar dan prosedur khusus yang di ciptakan oleh sisitem aplikasi.
Agar
fungsi QA efektif, QA harus berada pada hirarkie tinggi organisasi , sehingga dapat melakukan kegiatan Secara independen, untuk menjalankan
fungsi QA adalah titik mudah, diperlukan
orang-orang yang memiliki Kualitas dan telah memperoleh pelatihan yang baik dan kemampuan mereka harus
selalu di-update, di samping Itu personil QA juga haruslah orang yang memiliki keahlian
interpersonal yang tinggi karena komplik
yang dapat Timbul antara personal
QA dengan sisitem informasi sering
sekali terjadi.
KETERKAITAN
ANTARA QA DAN AUDIT
Tujuan dan fungsi QA (Quality assurance) adalah sama
dengan auditor , keduanya harus focus
pada Adanya standar dan pencapian
standar tersebut , tepat waktu dan
tindakan perbaikan harus di lakukan bila terjadi Penyimpangan terhadap standar yang telah di tetapkan.. QA personel dalam suatu
fungsi sistem informasi Berkaitan
dengan keyakinan bahwa sistem
informasi dapat di desain sesuai dengan tujuannya dan standartnya Baik dalam development, implementation , operation, dan
maintance QA menpunyai 6 fungsi :
· Developing quality goals for the
information system function
overall and for individual
information System projects.
· Developing ,promulgating, and
maintaining standards for theinformation
system function
· monitoring compliance with QA
standards
· Identifying areas improvement
· Reporting to management
· Training personnel in QA
standards and procedures
KONSEP RESIKO
DAN PENGENDALIAN
Pengendalian
Intern Perspektif Teknis
Pengendalian khusus atau
pengendalian aplikasi (application control) adalah control internal computer
yang berlaku khusus untuk aplikasi komputerisasi tertentu pada suatu
organisasi.Pada dasarnya pengendalian aplikasi terdiri dari pengendalian
masukan (input control), pengendalian proses (process control), dan pengendalian
keluaran (output control).
Disebut Pengendalian umum,karena
mekanisme pengendalian dan aturan-aturan dalam pengendalian tersebut berlaku
umum.Salah satu tujuannya ialah menyeragamkan (standardisasi)
hardware,software, dan procedure.Pengendalian Khusus atau pengendalian
transaksi,atau pengendalian aplikasi
karena berlaku untuk satu aplikasi tertentu.
Perlu di catat,yang dimaksud dengan
database control dan communication control adalah rancangan struktur
pengendalian intern database dan komunikasi pada tingkat aplikasi yang di
design oleh system designer.
Pengendalian khusus atau
pengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem pengendalian intern
(internal control)pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan/kegiatan/aplikasi/tertentu.
Pengendalian boundary,input,dan
output adalah pengendalian aplikasi.Pengendalian pada dasarnya terdiri dari:
·
Pengendalian batas-sistem atau
boundary controls.
·
Pengendalian masukan atau input
controls.
·
Pengendalian proses pengolahan data
atau process controls
·
Pengendalian keluaran atau output
controls.
·
Pengendalian file/database atau
files/database controls.
·
Pengendalian komunikasi aplikasi
atau communication controls.
Tabel
ruang-lingkup pengendalian intern aplikasi adalah sebagai berikut:
Kategori Pengendalian
|
Jenis-jenis Pengendalian
|
1. Boundary
Control
|
. Otoritas akses ke sistem aplikasi
. Indentitas dan otentisitas pengguna
|
2. Input
Control
|
. Otoritas dan validasi masukan
. Transmisi dan konservasi data
. Penanganan Kesalahan
|
3. Process
Control
|
. Pemeliharaan ketepatan data
. Pengujian terprogram atas batasan dan
Memadainya
pengolahan.
|
4. Output
Control
|
. Rekonsiliasi Keluaran
.Penelaahan dan pengujian hasil pengelohan.
. Distribusi keluaran
. Record retention
|
5. Database
Control
|
. Akses
. Integrasi data
|
6. Communication
Control
|
. Pengendalian kegagalan untuk kerja
. Gangguan komunikasi
|
Dari
segi pandang lain pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan juga dalam:
a) Pengendalian
prevantif atau preventive controls.
b) Pengendalian
detektif atau detection controls.
c) Pengendalian
korektif atau corrective controls.
1.
BOUNDARY
CONTROLS
Yang dimaksud boundary adalah
interface antara pengguna (users) dengan sistem berbasis teknologi informasi.
· Ruang Lingkup Sistem
Suatu sistem komputerisasi harus jelas ruang lingkupnya :
apa dokumen inputnya , dari mana sumbernya , tujuan pengolahan data dan siapa
para penggunanya ( user ), siapa sponsornya ( pemegang kewenangan ). User yang
akses ke system harus memiliki otoritas : identitas & otentik.
· Subsistem & keterkaitan
Sistem terdiri dari Subsistem , Modul Program , Boundary
Controls dan Keterkaitan ( Interface )
Tujuan
utama boundary controls adalah : (a)
untuk mengenal identitas dan otentik (authentic
)/tidaknya user/pemakai sistem; (b) untuk menjaga agar sumberdaya sistem informasi digunakan
oleh user dengan cara yang ditetapkan.
Authorization
control di perlukan untuk melakukan verifikasi terhadap identitas dan otentitas orang yang akan
mengakses sistem.Pengendalian dilakukan dengan permintaan nomor
mesin/terminal/workstation, penggunaan passwords, signature,smart cards, dengan
tujuan hanya authorized person/machine untuk akses sistem.
Berbagai
control yang di implementasikan antara lain adalah cryptographic control, acces
controls,audit trail, dan existence controls:
· Cryptographic Control
Cryptographic control adalah sistem pengendalian intern yang
didesain untuk menjaga privacy,serta menjaga agar orang/pihak yang tidak
berwenang dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan: merubah atau mengubah
data, dan menghapus data.
· Acces Controls
Sumber daya sistem yang digunakan hanya oleh orang-orang
yang berhak, menjamin agar kegiatan yang berkaitan dilakukan dengan ketentuan,
dan menjamin bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan semestinya. Beberapa cara
yang dapat diterapkan dalam control antara lain password.
· Audit trail
Audit trail (jejak rekan) adalah catatan-catatan atau data
tertentu yang disimpan di dalam sistem computer dengan tujuan apabila
dikemudian hari bermaslah,maka catatan/data itu dapat digunakan untuk
pelacakan.
· Existence Controls
Existence controls didesai dengan tujuan untuk menjaga agar
jika aktivitas user terhenti karena suatu sebab kegagalan tertentu,akses di
proses lebih lanjut demi untuk menjaga data integrity maupun pengguna assets.
2.
PENGENDALIAN
INPUT
Merupakan
salah satu atau tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusian dan
mengandung resiko.Resiko dihadapi misalnya ialah:
· Data transaksi yang ditulis oleh
pelaku transaksi salah (error)
· Kesalahan pengisian dengqan
kesengajaan disalahkan.
· Penulisan tidak jelas sehingga
dibaca oleh orang lain.
Pengendalian
masukan (input control) dirancang
dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid,
lengkap, serta bebas dari kesalahn dan penyalahgunaan.Input control merupakan pengendalian apikasi, karena input yang
salah akan menyebabkan output juga keliru.
Mekanisme
masuknya data input ke sistem dapat dikategorikan ke dalam dua cara, yaitu: (a) bath delayed processing system, dan (b) on line transaction
processing system(pada umumnya bersifat real-time system).
Batch System (Delayed Processing
System)
Cara
pemprosesan data input antara lain dengan sistem batch processing, data diolah
dalam satuan kelompok (bundel)dokumen dan
delayed processing system(pengelolahan bersifat tertentu, yaitu updating
data di computer tidak sama dengan terjadinya transaksi).
Data
input yang akan dimasukkan ke sistem informasi berbasis teknologi informasi
pada hakekatnya dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan yaitu:
(1) data
capture (penangkapan data, pengisian dokumen sumber atau soure document, (2) data preparation(penyiapan data untuk
di-entry),serta (3) data entry (pemasukan data) merupakan proses merekam atau
memasukkan data ke computer,suatu proses mengubah data ke dalam bentuk yang
dapat dibaca oleh mesin (machine readable form).Oleh karena itu pengendalian
input dalam sistem batch dilakukan pada tahap: data capturing,data preparation, dan batch data input, data entry and
validation.
a. Pengendalian
pada Tahap Data Capturing
Dilakukan sejak pada tahp pengisian dokumen
input.Pengendalian yang bersifat preventif.
1) Preventif
· User Procedure Manual
· Source document design
Yaitu dokumen yang menjadi sumber atau pembawa data input
sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga kolom-kolomnya mudah, cukup, dan
tak isian field meleset.
· Pre-numbering
Untuk mengetahui bila ada dokumen yang hilang atau terjadi
duplikasi dalam perekamannya.
· Froms security
Untuk pengamanan dokumen
· Separation of duties
· Personnel Practices
· Indentifiction of preparer
· Approval Evidence
2) Detection
· Batch identification number
· Batch controls
· Batch size controls
· Transmital ticket
· User review
3) Corrective
· Error Corection Procedures
· Audit trail
Dirancang suatu source documents atau listing atau pengenal
tertentu yang dipakai sebagai tanda atau untuk alat pelacakan bila ada masalah.
o
Source Documents
o
Source Listing
o
Transaction identifiers
b. Pengendalian
pada tahap data Preparation
Contoh bidang-bidang yang perlu editing dapat dilihat pafda
Table 7.2.
1) Preventive
· Written Instruction
· Low Error Enviroment
· Data Input Review
· Turnaround Documents
· Formatting
2) Detection
· Batch Controls
· Batch Control total
o
Financial total
o
Hash total
o
Record Count
· Verification
3) Corrective
· Audit trail
Alat pelacakan:
o
Error log
o
Transmital log
o
Transmital tickets
· Reverification
· Control total adjustment
c. Pengendalian
pada tahap Data Entry
Adalah perekaman data ke mesin
perekam data yang belum langsung ke computer melainkan di entri mesin khusus
perekam data,atau bahkan perekam kartu.
Pengendalian
dilakukan dengan media seperti kartu plong (punch-card), pita kertas( paper
punch), pita magnetic (magnetic disk secara off line.
Tahap
pengendalian dilakukan sebagai berikut:
· Visual Verification
· Key Verification
Record yang dihitung computer sesuai dengan yang tertulis
pada record batch:
1) Preventive
· Written Procedures
· Field Restriction on input data
2) Detection
· Input validation
3) Corrective
· Error Correction procedure
· Upstream resubmission
· Audit trail
Disusun prosedur atau dibuat dokumen/catatan atau
laporan(listing)
o
Manual Error Log
o
Validated trans-files list
o
Error suspense list
d. Pengendalian Validation
Pengecekan
dengan program computer dengan komputer.Pada pengelolahan data metode
batch processing system yaitu dokumen transaksi dikumpulkan terlebih
dahulu perkelompok, diberi batch number, dan dilengkapi dengan batch control
total, yaitu hash total,financial total, dan record count.
Jika
terjadi perbedaan antara perhitungan computer dengan hasil perhitungan manual
yang ditukis pada batch-header,berarti masih ada kesalahan yaitu: (a) data yang
direkam salah,atau (b)perekamnya salah,atau (c) data benar, perekaman benar,
tetapi perhitungan batch total secara manual yang salah.
Edit Data
|
Deskripsi
|
Contoh
|
Cek Kelengkapan
|
Mengecek bahwa entri-data benar,jika
terjadi field kosong tidak dapat dip roses di anggap error
|
Field nomor mahasiswa harus terisi
|
Cek format field
|
Mengecek bahwa setiap karakter dalam field
sesuai pola (contoh alphabet atau numeric)
|
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) baru berisi
karakter nomor/numeric
|
Cek panjang Field
|
Mengecek entri dalam field untuk nomor
spesifik karakter-karakter.
|
Field data format tanggal,bulan,tahun
dicekn untuk menyakinkan terdiri dari enam digit.
|
Cek tanda field
|
Mengecek tanda (positif/negative) atau
field numeric untuk kebenaran dir.
|
Jumlah yang terdapat dalam field tagihan
harus positif (+).
|
Cek batas
|
Nilai field numeric dicek terdapat batas
atas dan bawah yang telah di tetapkan
|
Nilai field kerja dalam catatan jam kerja
tidak boleh melebihi batas 60 jam
|
Cek Urutan
|
Suatu field dalam suatu urutan catatan di
uji menurut urutan dari awal dan sebaliknya
|
Urutan nomor faktur di verifikasi sebagai
file faktur yang di proses
|
Cek jumlah recors
|
Jumlah record dalam suatu file dihitung
selama proses dan di jumlahkan untuk pengendalian masukan
|
Penghitunagan record kartu waktu yang dip
roses dan di jumlahkan.
|
Cek
total-total yang di proses
|
Total dari suatu file dihitung selama
pemprosesan dan dijumlahkan untuk pengendalian masukan
|
Total jumlah karyawan dihitung selama
pemprosesan dan dijumlahkan untuk pengendalian masukan di department
penggajian.
|
Cek
total keuangan
|
Total nilai keuangan dari suatu field
dihitung selama pemprosesan dan dijumlahkan untuk pengendalian masukan
|
Nilai dolar dari faktur yang diproses
dihitung dan dijumlahkan total perdepartemen penagihan.
|
Tabel
7.2 Contoh Kegiatan Edit Data
Yang dimaksud pengendalian ini adalah sebagai berikut:
Ø Error
Log
Ø Suspended
file
Ø Laporan
Kesalahan
2.1
On-Line
Real Time Entry & Validation
Pengendalian
input dalam sistem on-line real time dilakukan pada tahap:
· Entry Data & Validation
· Batch Processing
· Sistem Komputerisasi
Beberapa
pengendalian yang dilakukan yaitu:
a.
Pen:gendalian
Bersifat Prevention Objective
b.
Pengendalian
Bersifat Detection Objective
c.
Pengendalian
Bersifat Correction Objective
Ada dua prosedur yang berkaitan dengan hal ini:
1. Error
correction procedure
2. Audit
Trail
Disusun prosedur/dokumen/slip/laporan untuk kepentingan
jejak rekam atau pelackan data jika kemudian hari timbul masalah.
Jenis-jenis pengendalian yang
termaksud dalam validasi input adalah:
· Echo Check
· Existence Check
· Matching Check
· Field Check
· Sign Check
3.
PENGENDALIAN PROSES
Pengendalian
Proses ialah pengendalian intern untuk
mendekati jangan sampai data menjadi error karena adanya keslahan
proses.Tujuan pengendalian pengolahan adalah untuk mencegah agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data.Terjadinya error karena kesalahan logika program,salah
rumus,salah urutan program,ketidakterpaduan antar subsisten kesalahan teknis
lainnya.
Bentuk
Pengendalian misalnya adalah:
1. Detection
dalam Batch Processing System
a. Review
of processing activity output
b. Validation
tests to detect data Error
c. Validation
tests to detect process Error
§ Processing
logic check
§ Run
to run check
§ Intern
sub systems check
§ Audit
trail linkage
2. Corrective
pada Barch Processing System
a. Audit
trail
Yaitu prosedur/data/slip/laporan/catatan untuk kepentingan
lacak data:
§ Program
documentation
§ Tabel
Contents
§ Transaction
listing
§ Factor
Values
§ Operator
input
§ Factor
Values
§ Operator
Input
§ Default
Option
§ Computer
gene rated data listing
§ File
activity data
§ Error
Suspense Files
§ Error
Log
b. Breakpoints
c. Error
Correction and resubmission procedures
Selama tahap pengolahan data,kesalaha-kesalahan yang dapat
terjadi antara lain sebagai berikut:
v Overflow
v Logika
program tidak lengkap
v Kesalahan
Logika Program
v Salah
Pembulatan
v Kesalahan
Urutan Data
v Kesalahan
proses Serentak
Misalnya:
KODE BRG
|
NAMA BRG
|
UNIT AKHIR
|
01230
01232
01234
|
Disket 3M
Disket Dysah
Disket Procesion
|
20
17
5
|
Crossfooting
Check dilakukan dengan membandingkan
antara dua hasil total,yaitu yang dihitung secara peumlahan ke samping
(horizontal) dengan penjumloahan yang dilakukan secara tegak (vertical).
4. PENGENDALIAN
HASIL KELUARAN
Pengendalian keluaran merupakan
penegendalian yang dilakukan untuk menjaga output system agar
akurat,lengkap,dan digunakan sebagaimana mestinya.
Metode pengendendalian bersifat
preventive objective misalnya disediakan table/matriks pelaporan: jenis
laporan,periode laporan baru.Pengendalian intern yang bersifat corrective
objective misalnya ialah prosedur-prosedur klaim ketikpuasan
pelayanan,tersedianya help-desk dan contact person,persetujuan dengan users
mengenai service level yang disepakati.
Yang
termaksud pengendalian keluaran ialah:
·
Rekonsiliasi Keluaran dengan Masukan
dan Pengelohan
·
Penelahaan dan Pengujian Hasil-Hasil
Pengolahan.
·
Pendistribusian Keluaran
1. Preventif dalam Ouput Controls
a. Ouput
Handling Procedures
Susunan proisedur antara lain:
· Distribution Check List
· Distribution schedule
· Transmital sheets
· Distribution log
· Report release form
b. Terminal
display controls
2. Detection dalam Output Controls
a. Control
Group Procedures
b. User
Procedures
3. Corrective dalam Output Controls
a. Error
Correction/ re-submission procedures
Mekanisme pelacakan data,meliputi:
· Field data by record
· File balance
· Accounting Reports
· Management reports
· Reference reports
· Output documents
· Error Logs & Error repots
Sistematika Laporan
Informasi atau laporan-laporan yang dibutuhkan oleh perusahaan terdiri dari
beberapa jenis,yaitu: informasi yang di perlukan untuk stractegic
planning,informasi yang dibutuhkan untuk manajemen operasional,laporan untuk
kegiatan operasi harian,laporan untuk monitor kegiatan,laporan untuk audit
trail,laporan untuk menyimpan data kegiatan.
Berikut
ini berbagai jenis laporan yang perlu diketahui:
Dilihat
Dari Segi
|
Contoh
|
1. Tujuan
(purpose)
|
· Laporan Perencanaan
· Laporan Pengendalian
· Laporan Operasional
· Laporan Pajak Penghasilan
· Laporan Pemegang saham
· Laporan Peraturan Pemerintah
|
2. Jangka
waktu (time horizon)
|
· Laporan Jangka Panjang
· Laporan jangka Pendek
· Laporan Data Historis
|
3. Cakupan
(scope)
|
· Laporan Perusahaan Keseluruhan
· Laporan Divisi Keseluruhan
· Laporan Departemen
|
4. Kemunculan
(occurrence)
|
· Laporan Atas Permintaan
· Laporan Periodik
· Laporan Akibat Suatu Kejadian
· Laporan Satu Kali(Adhoc)
|
5. Kecepatan
(conciseness)
|
· Laporan Singkat
· Laporan Terinci
· Laporan Laporan Varians
|
6. Fungsi
Organisasi (organizational function)
|
· Laporan Produksi
· Laporan Penjualan
· Laporan Keuangan
· Laporan Persediaan
|
7. Format
Laporan (Report format)
|
· Monitor
· Grafik berwarna
· Cetak computer
· Narasi
|
Pengendalian Laporan HardCopy
Untuk menghasilkan laporan yang
berbentuk hardcopy melalui beberapa
tahapan:
a. Tahapan penyedian media laporan
b. Tahap pemprosesan program laporan
c. Tahap pembuatan laporan di fille
d. Tahap pengumpulan laporan
e. Tahap pencetakan laporan di media
kertas
f. Tahap pengkajian ulang laporan
g. Tahap pemilahan laporan
h. Tahap pendistribuan laporan
i. Tahap pengkajian ulang laporan oleh
pemakai laporan
j. Tahap pengarsipan laporan
k. Tahap pemusnahan laporan yang sudah
tidak diperlukan.
Pengendalian Laporan SoftCopy
Laporan yang berbentuk SoftCopy
tidak menggunakan media kertas,tetapi
ditampilkan pada layar terminal.Pengertian terminal secara generic
sebetulnya adalah any equipment subset
of host computer (semua peralatan computer) yang menjadi subset
computer.
Pengendalian yang dilakukan
meliputi:
a. Pengendalian pada informasi yang di
transmisikan
b. Pengendalian pada peralatan
c. Pengendalian pada tampilan layar
terminal
5. PENGENDALIAN DATA/FILE/DATABASE
Dalam
suatu instalasi system database yang sudah kompremsif dan terpadu mungkin
kebijakan manjemen sumber data telah memenuhi hamper seluruh kebutuhan
pengendalian intern ,termaksud spesifik aplikasi.Tetapi bila kebutuhan khusus
aplikasi masih di perlukan, maka on-top dari yang telah didesain secara umum
pada pengendalian umum,tiap-tiap aplikasi bias menambahkan kebutuhan
spesifiknya,misalnya menyangkut:
· Akses Database yang spesifik pada
file aplikasi
· Concurrency Controls
· Cryptographic Controls
· Integrity Controls
· Application Software Controls
· File handling Controls
· Audit-trail
· Existence Control
6. PENGENDALIAN
KOMUNIKASI APLIKASI
Resiko
yang berkaitan dengan subsistem komunikasi data ialah antara lain:transmission
impairments, components failure, dan subversive threats.
Resiko-resiko
system komunikasi data yang sering terjadi antara lain adalah: imraiments
transmisi,component failure,ancaman hacker/cracker,virus,worms virus, karena
bag ialah kesalahan yang mungkin bersifat ketidakakuratan atau kurang lengkap
logika program oleh si pemrogram,yang baru diketahui setelah program
dioperasikan.
Pengendalian
komunikasi di maksudkan untuk menangani kesalahan selama proses transmisi data
dan untuk menjaga keamanan dari data selama pengiriman tersebut.
1. Pengendalian
Kesalahan Transmisi
Dalam
suatu transmisi data dapat saja terjadi gangguan yang tidak diharapkan, dikenal
dengan istilah noise.Deteksi keslahan transmisi dilakukan dengan teknik
pantulan,cek parity dua koordinat atau cyclic redundancy check.
1. Echo technique
Echo
technique dasn echoplex merupakan teknik deteksi kesalahan dengan cara
memantulkan data kembali ke pengiriman.
2. Two
Coordinate Parity Checking
Mendeteksi data yang di transmisikan dengan cara
memeriksan parity dari dua arah koordinat.Tiap-tiap karakter diberi tambahan
satu bit yang berfungsi sebagai parity
check dan satu blok karakter yang ditransmisikan diberi tambahan block chec character(BCC), atau disebut
juga longitudinal redundary check
character(LRCC).
Bila
ada bit salah dalam suatu karakter,bit tersebut dapat di deteksi dan dibetulkan
secara otomatis,karena character parity bit (horizontal parity bit) dan block
check character parity bit(vertical parity check )untuk bit tersebut akan tidak
benar.
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
|
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
|
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
|
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
BBC
|
3. Pengendalian
Keamanan Data Transmisi
Cryptology merupakan ilmu
pengetahuan tentang kode-kode rahasia. Cryptology berasal dari kata cript. Cryptology adalah system untuk
merubah data ke dalam bentuk-bentuk,kode-kode rahasia yang tidak mempunyai arti
bagi orang lain yang tidak mengerti cara pemecahannya.Criptanaslysis merupakan
teknik merubah kembali data bentuk cryptograms ke bentuk yang sebenarnya.
Ada tiga macam teknik untuk merubah
plaintext menjadi ciphertext yaitu:
a. Sandi
rahasia transposisi (Transposition cipher)
Teknik-teknik menggunakan cara mengubah urutan dari
karakter-karakter data.
b. Posisi
rahasia subsitusi (Subtitution Cipher)
Sandi rahasia subsitusi menggunakan cara menyembunyikan
identitas dari karakter-karakter kata dengan menggatikannya dengan
karakter-karakter lain menurut aturan tertentu.
c. Sandi
rahasia produk
Merupakan kombinasi sandi rahasia transposisi dan sandi
rahasia yang sulit untuk di pecahkan,sehingga keamanan data yang di
transmisikan lebih terjamin.
KONSEP RISIKO DAN PENGENDALIAN
Reviewed by Unknown
on
10.09
Rating:
Tidak ada komentar: